Minggu, 04 November 2018

PRESS RELEASE SEMINAR NASIONAL 2018




Yogyakarta – HMJ Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta menyelenggarakan acara Seminar Nasional Seminar Nasioanal Undang-Undang Pokok Agraria dengan tema “Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kedaulatan Pangan Nasional”  pada Sabtu, 3 November 2018. Acara diadakan di Ruang Seminar Fakultas Teknik Mineral Arie Federik Lasut serta dihadiri 147 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum.

     Acara yang dibuka pada pukul 08.00 WIB ini menghadirkan 3 pembicara yang sudah mumpuni dalam bidang tersebut yaitu Drs. H. M. Idham Samawi (Anggota DPR RI), Dr. Ir. Syahyuti, M.Si dan Dr. Ir. M. Nurcholis, M. Agr. sebagai praktisi PSEKP . Menurut Efick Maulana sebagai ketua pelaksana, acara ini diadakan sebagai media untuk menciptakan pola pikir yang obyektif para kader pemikir masa depan khususnya bidang pertanian.

     Seminar Nasional bertemakan “Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Kedaulatan Pangan Nasional”  diawali oleh pemaparan Bapak Idham yang menyampaikan tentang peran  lembaga legislatif dalam mengatasi masalah alih fungsi lahan  pertanian yang mengancam  kedaulatan pangan nasional. Dikatakan pula NKRI Indonesia sangat luas terdiri lebih dari 17 ribu pulau dan memiliki kekayaan hayati yang luar biasa, namun mirisnya pada saat ini banyak sekali beberapa produk pangan malah menjadi impor. Kesalahan ini terjadi karena akumulasi permasalahan yang bertahun-tahun maka perlu adanya kesadaran dengan membuat kebijakan kedaulatan, kemandirian dan kepribadian pangan. Kebijakan tersebut merupakan solusi yang dianggap tepat untuk mengatasi masalah pangan, semua rakyat khususnya petani makmur dan memutus semua oknum yang berada didalamnya.

     Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki julukan negara agraris. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidupnya disektor pertanian. Selain itu, Indonesia yang berada pada iklim tropis basah dan dalam cincin api dunia membuat Indonesia memiliki ragam flora yang melimpah. Ungkapan “tongkat kayu dan batu jadi tanaman” menunjukkan kesuburuan tanah Indonesia.

     Obsesi Indonesia tidak hanya menjadi kedaulatan pangan untuk negeri namun menyediakan pangan untuk dunia, Asia dan ASEAN. Hal ini dapat dilakukan dengan penelitian agar lahan-lahan di Indonesia dapat dimaksimalkan.
     Memandang 100 tahun indonesia merdeka kementrain pertanian mencanangkan program yang cukup ambisius yakni “2045 Lumbung pangan dunia”. Sejalan dengan program tersebut juga terdapat program “2030 zero hunger”. Dalam program ini pemerintah menggenjot produktifitas pertanian untuk menyediakan pangan bagi bangsanya bahkan untuk dunia.

     Dalam penyampaian materinya, pak Syahyuti sebagai peneliti PSEKP menyatakan Kedaulatan pangan merupakan pemenuhan hak manusia untuk menentukan sistem pertanian dan pangannya sendiri yang lebih menekankan pada pertanian berbasis agri-culture–berdasarkan pada prinsip keluarga atau solidaritas- dan bukan pertanian berbasiskan agri-business –berdasarkan pada profit semata.

     Namun, hal ini mendapat sebuah tantangan besar karena laju konversi lahan produksi pertanian menjadi pemukiman atau areal industri terus meningkat tiap tahunnya. Pertambahan penduduk dan tinggaginya kebutuhan akan papan tidak dapat terhindarkan selain itu, masuknya modal modal besar dengan mudah memindah kepemilikan lahan produksi pertanian menjadi lahan industri. Serta yang menjadi polemik terhangat yakni konversi menjadi lahan sawit, tidak dipungkiri karena sawit memiliki nilai jual yang tinggi serta budidaya yang mudah dengan modal yang relatif lebih murah dari produksi padi.

     Melihat fakta di lapangan, dalam buku “Rencana Strategis Kementrian Pertanian tahun 2010-2014” memaparkan tiap tahunnya terjadi konversi lahan produktif menjadi industri sebesar 187.197,7 Ha/Tahun diseluruh Indonesia. Di tahun 2013 luasan lahan sawah Indonesia sebesar 7,75 juta hektar namun pada tahun 2018 mengalami penusutan sebesar 8% menjadi 7,1 juta hektar.

     Indonesia memiliki luas daratan sebesar 188 juta hektar dengan pembagian 15 juta hektar sebagai lahan potensi pertanian dan yang sudah tereaisasikan sebanyak 7,15 juta hektar. Dengan demikina dilihat perbandingan luas lahan dengan jumlah penduduk total dan luas lahan per kapita hanya seluas 354 m² masih dibawah luasan dari negara vietnam dan thailand.

     Ditahun 2018 produksi beras indonesia sampai bulan ke 10 mengalami surplus.meski sempat tejadi beda data antara kementrian pertanian dengan badan pusat statistik   karena perbedaan metodologi dalam pengambilan data. Pada tahun 2018 produksi beras sebesar 32,42 juta ton dan diperkirakan dapat menghasilkan surplus sebesar 2,8 juta ton. Akan tetapi pada tahun ini juga pemerintah melakukan import beras sebesar 2 juta ton yang menghasilkan banyak polemik di masyarakat terlebih tidak adanya penurunan harga yang signifikan akan tetapi harga beras malah cenderung meningkat setiap waktunya.

     Acara Seminar Nasional diakhiri oleh penyampaian pembicara ketiga yaitu Bapak Nurcholis yang menyampaikan tentang peran akademisi dalam permasalahan konversi lahan pertanian yang mengancam kedaulatan pangan. Menurut beliau  pemecah  ancaman konversi lahan diperlukan jiwa yang mementingkan kedaulatan pangan daripada sekedar kepentingan beberapa kelompok yang diuntungkan dan memberikan produksi pangan pada wilayah kepulauan untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia khususnya wilayah itu sendiri.

     Untuk membatasi alih fungsi lahan pemerintah menjaga dampak dari konversi lahan terhadap kedaulatan pangan pemerintah telah menciptakan berbagia peraturan baik undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan kementrian. Dengan rincian sebagai berikut;

  1. UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
  2. Peraturan  Pemerintah No 1 Tahun 2011 Ttg Penetapan Dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
  3. Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
  4. Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
  5. Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian  Pangan Berkelanjutan
  6. Permentan No 81 tahun 2013 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Alih Fungsi Lahan  Pertanian Pangan Berkelanjutan


     Akan tetapi peraturan tersebut masih banyak kelemahan seperti UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan yang membahas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) cenderung lebih mengutamakan kebutuhan lahan sektor non pertanian. Peraturan terlalu longgar memberikan kewenangan pengaturan dan penetapan lahan yang akan dilindungi kepada RTRW wilayah. Lahan pertanian pangan yang dilindungi hanya sisa lahan setelah dikurangi kebutuhan non pertanian. Serta mempertahankan sarana prasarana pendukung keberadaan lahan pertanian pangan tersebut sampai kapanpun. Perlunya peraturan turunan untuk menjalankan peraturan ini sehingga Rencana Detail Tata Wilayah yang di dalamnya memuat antara lain rencana lebih rinci setiap desa/blok.

     Selain itu, menjaga kedulatan pangan Nasional dapat dilakukan dengan memperkecil peluang konversi lahan dengan menekan pertumbuhan penduduk, relokasi penduduk di kawasan pertanian produktif, pajak progresif pada lahan nonpertanian, pendekatan "hemat lahan" dalam pembangunan infrastruktur. Menetralisir dampak negatif melakukan perluasan lahan sawah sebanding lahan yang hilang, membangun dan merehabilitasi jaringan irigasi (lahan baru), mengembangkan kegiatan nonpertanian untuk menyerap tenaga kerja eks pertanian.

     Dalam memaknai kedaulatan pangan harus sejalan dengan ketahanan pangan yakni ketika kebijakan pangan tidak dikendalikan negara lain dlaam kontek politik dan pasar. Mengutamakan petani, keluarga petani yang bermartabat dan sejahtera adlah modal dasar pembangunan pertanian.

     Acara Seminar Nasional berakhir pada pukul 12.00 WIB dan ditutup oleh Afifah Zeila Wijayanti dan Ulil selaku Master of Ceremony.







Minggu, 26 Agustus 2018

STUDI BANDING HMJ AGROTEKNOLOGI




     Studi Banding (STUBAN) merupakan salah satu program kerja HMJ Agroteknologi UPNVYK yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai Jurusan Agroteknologi dan Keorganisasian di Institusi lain yang harapannya dapat diterapkan kedepannya untuk menjadi sebuah himpunan yang lebih baik serta menjalin silahturahmi satu sama lain.

     Studi Banding HMJ Agroteknologi UPN Veteran Yogyakarta dengan Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT) dan Ikatan Mahasiswa Agronomi dan Pemuliaan Tanaman Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dilaksanakan pada 13 Mei 2018. Kegiatan ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dengan diisi kegiatan perkenalan profil masing-masing organisasi yang disampaikan oleh pimpinan organisasi dan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi serta tanya jawab pada setiap pemaparan divisi ataupun departemen yang ada.


     Pada tanggal 25 Agustus 2018, HMJ Agroteknologi UPN Veteran Yogyakarta mendapat ku jungan studi banding dari HIMAGRO Universitas Tidar Magelang. Kegiatan ini dilakukan di Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta dengan diisi kegiatan perkenalan profil masing-masing organisasi, penyampaian materi akademi profesi, dan focus group discussion yang dilakukan tiap divisi sejenis untuk bertukar informasi dan mengetahui perkembangan masing² divisi.


     Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama dan dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat dari yang telah dipaparkan oleh masing² organisasi kemahasiswaan.


Kamis, 03 Mei 2018

AGROCARE



Yogyakarta – AGROCARE merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh HMJ Agroteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta. Acara yang bertemakan “Bersama Kita Bisa, Berkontribusi Untuk Negeri” dilaksanakan di Dusun Baros, Tirtohargo, Kretek, Bantul pada tanggal 1 Mei lalu. Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat pertanian baik dari mahasiswa pertanian, dosen, dan petani desa setempat.
AgroCare dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang juga merupakan bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kaum akademik untuk memenuhinya. Untuk hal itulah kegiatan ini penting dilakukan mengingat kita sebagai mahasiswa harus bisa sebagai pemicu terbentuknya peradaban yang maju dengan pengabdian melalui pemberdayaan masyarakat. Aktivitas pemberdayaan yang dilakukan salah satunya mencakup kegiatan konservasi di areal hutan mangrove melalui penanaman bibit mangrove. Aksi penanaman mangrove ini merupakan upaya jangka panjang yang hasilnya baru dapat dirasakan manfaatnya di masa depan. Dari penanaman mangrove diharapkan dapat memberikan kualitas lingkungan yang semakin baik dan generasi mendatang dapat memetik hasilnya. Selain penanaman mangrove, aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan pupuk. Kegiatan ini dilakukan karena di daerah tersebut umumnya limbah pertanian berupa jerami hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pemanfaatan jerami sebagai pupuk belum dimanfaakan secara maksimal. Melalui pelatihan yang diberikan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan petani dalam pembuatan pupuk. HMJ Agroteknologi bekerjasama dengan BPDAS Yogyakarta juga memberikan bantuan berupa bibit sirsak yang ditanam secara simbolis oleh perwakilan dari Fakultas Pertanian, Jurusan Agroteknologi, HMJ Agroteknologi, warga setempat, peserta AgroCare, dan tamu undangan.
Terimakasih bagi seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan pihak-pihak yang telah mendukung kelancaran acara ini. Harapan dari kegiatan AgroCare ini adalah semoga apa yang telah kita berikan dan terapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat desa pada umumnya dan pembelajaran bagi kita masyarakat pertanian pada khususnya. ALL FOR ONE! ONE FOR ALL!
Aftermovie AGROCARE dapat dilihat disini






Senin, 09 April 2018

LDKO Jurusan Agroteknologi UPN "Veteran" Yogyakarta 2018


Yogyakarta - Mahasiswa baru Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Yogyakarta angkatan 2017 melakukan serangkaian kegiatan Latihan Dasar Kepemimpian Organisasi (LDKO) yang diadakan oleh HMJ Agroteknologi UPN “Veteran” Yogyakarta. Acara yang bertemakan “Melahirkan Pemimpin Muda yang Bermoral, Berkarakter dan Memiliki Semangat Juang Tinggi” dilaksanakan di Ruang Seminar Fakultas Pertanian UPN ‘Veteran’ Yogyakarta dan Desa Wisata Pulesari, Dusun Pulesari, Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 31 Maret – 01 April 2018 lalu.
     Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan sebagai bentuk pemahaman dasar-dasar organisasi dan kepemimpinan di kalangan mahasiswa yang perlu ditanamkan. Hal itu penting dilakukan mengingat mahasiswa merupakan generasi penerus yang akan menjadi tumpuan dan harapan bangsa di masa depan. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjadi momen bagi peserta maupun panitia untuk membangun dan saling mengenal satu sama lain. 
     Pada hari pertama, acara diawali dengan menyanyikan lagu Nasional yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia LDKO 2018, Ketua Himpunan Jurusan Agroteknologi Periode 2017/2018, dan Ketua Jurusan Agroteknologi yang diwakili oleh Bapak Ir. Didi Saidi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Agroteknologi sekaligus membuka kegiatan LDKO 2018. Setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai Himpunan dan setiap divisi yang terdapat didalamnya. Dari masing-masing divisi memaparkan tugas pokok dan fungsi, serta program kerja yang diencanakan dalam satu periode kedepan. Pemaparan materi diawali oleh Badan Pengurus Harian, yakni Ketua, Wakil, Sekretaris, dan Bendahara kemudian dilanjutkan dengan divisi-divisi yang terdapat dalam HMJ Agroteknologi yaitu Minat dan Bakat (Mikat), Advokasi, Hubungan Masyarakat (Humas), Dana Usaha (Danus) dan Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Setelah pemaparan tiap divisi, peserta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tiap materi yang dijelaskan sebelumnya.
     Pada hari kedua, acara diawali dengan pengumpulan peserta di lapangan timur Auditorium dengan agenda pemberian sambutan dan pelepasan keberangkatan oleh Bapak Ir. Sugeng Priyanto, MP. Kemudian peserta di arahkan menuju bus masing-masing kelompok untuk menuju ke Desa Wisata Pulesari. Sesampainya disana, peserta diarahkan untuk memasuki pendopo untuk mendengarkan penyampaian materi kepemimpinan yang disampaikan oleh Bapak Dr. Ir. Abdul Rizal AZ, MP. Setelah penyampaian materi kepemimpinan kemudian dilanjutkan penyampaian materi tentang keorganisasian oleh perwakilan demisioner HMJ Agroteknologi, yaitu Abdika Jaka, Rido Saputra, dan Kid Palagan. Setelah sharing pengalaman keorganisasian selesai, acara LDKO pada hari kedua dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang bertema Undang-Undang Pokok Agraria. Dalam diskusi peserta dibagi menjadi kelompok pro dan kontra kemudian mempresentasikan hasil diskusinya. Suasana tampak seru dan meriah karna masing–masing kelompok memiliki pendapatnya sendiri. FGD selesai acara dijeda terlebih dahulu untuk istirahat, sholat, dan makan. Setelah ishoma, dilanjutkan dengan roadtrip yaitu berupa susur sungai (tracking) dan games yang dipersiapkan oleh panitia, kemudian peserta mulai jelajah alam. Pada penjelajahan alam ini telah dipersiapkan pos-pos yang berhubungan dengan implementasi nilai-nilai kepemimpinan, seperti tanggung jawab, kritis, dedikasi, solutif, cekatan, dan totalitas. Dalam melewati setiap rintangan di setiap pos tentunya para peserta membutuhkan kerjasama tim yang kuat untuk bisa mendapatkan poin sebanyak-banyaknya. Selain pos-pos tersebut, terdapat juga pos khusus yang diisi oleh perwakilan Organisasi Kemahasiswaan, seperti BEM KM, BEM FP, LOSTA, ALAMANDA, dan HIMAGRI untuk memperkenalkan tentang Organisasi Kemahasiswaan yang ada di kampus UPN “Veteran” Yogyakarta terutama Fakultas Pertanian.  Setelah selesai penjelajahan alam peserta dan seluruh panitia persiapan kembali  untuk penutupan acara LDKO dan bersiap kembali ke kampus UPN “Veteran” Yogyakarta.

After Movie LDKO Jurusan Agroteknologi 2018 dapat dilihat disini


VISI DAN MISI HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN AGROTEKNOLOGI 2017/2018 FAKULTAS PERTANIAN UPN “VETERAN” YOGYAKARTA


VISI

Mewujudkan HMJ Agroteknologi yang bersinergis, berintegritas, dan kontributif terhadap masyarakat Agroteknologi dengan menjunjung tinggi kekeluargaan dan jiwa korsa pertanian

MISI
  1. Menjalin hubungan dan koordinasi yang baik dengan sesama pengurus HMJ Agroteknologi, seluruh organisasi kemahasiswaan, pihak birokrasi UPN “Veteran” Yogyakarta, dan seluruh mahasiswa Agroteknologi UPN ‘’Veteran’’ Yogyakarta
  2. Menjadi wadah dan penyalur aspirasi dan kepentingan seluruh anggota HMJ Agroteknologi UPN ‘’Veteran’’ Yogyakarta
  3. Menyelenggarakan kegiatan yang menunjang peningkatan kualitas SDM mahasiswa Agroteknologi baik di bidang akademik maupun non akademik
  4. Melaksanakan sistem kaderisasi dan meningkatkan kesadaran berorganisasi kepada mahasiswa Agroteknologi.


STRUKTUR ORGANISASI HMJ AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UPN "VETERAN" YOGYAKARTA PERIODE 2017/2018



Keterangan        :

 : Garis Pertanggungjawaban, merupakan kewajiban penuh untuk bertanggung jawab pada tugas yang diemban 

 : Garis Koordinasi, merupakan kewajiban bersama dalam menjalin hubungan antar pengurus HMJ Agroteknologi         


 : Garis Koordinasi, merupakan koordinasi antar pengurus HMJ Agroteknologi kepada DPO jika diperlukan